Di balik nama besar Peniti terdapat sosok berpengaruh yang menjadikan Peniti sebagai komunitas yang besar dan mandiri. Dialah Abdul Ghofur alias Gempur.Nah untuk mengenal lebih dalam sosok bapak Ghofur marilah simak uraian yang akan saya bahas pada postingan saya berikut ini
Beliau dilahirkan di Surabaya, pada tanggal 8 Juni 1978, besar dan tumbuh di Surabaya. Sempat selama 4 tahun tinggal di Sidoarjo dan 7 tahun di Yogyakarta. Terlahir dengan nama Gatot Subagio yang kemudian berganti menjadi Gatot Supriatin karena saat bayi hampir mati dan menurut kepercayaan orang jawa harus berganti nama.
Hanya saja, pergantian nama tak berhenti sampai di situ. Namanya kemudian berganti Gatot Abdul Ghofur yang tak lama berselang akhirnya tinggal Abdul Ghofur saja. Sebuah perjalanan panjang akan arti nama.
Masa SD
Dua tahun menempuh SD di SD Baitu Ilmin Surabaya yang kemudian pindah ke MINU Kedung Cangkring, Jabon, Sidoarjo. Bermukim di Sidoarjo selama 4 tahun menjadikannya seseorang yang takut akan namanya kota besar.
Masa SMP
Kembali ke Surabaya untuk menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Surabaya. Di sini menjadi seorang anak desa yang phobi dengan anak kota. Masa penyesuaian yang panjang dari iklim pedesaan dan pesantren menuju masyarakat kota yang glamour.
Masa SMA
Masa SMA merupakan masa paling indah, begitu kata banyak orang. Tetapi baginya, SMA tetap masa-masa yang menantang dan tak mampu dinikmati hanya dengan sekadar percintaan remaja dan hura-hura. Lebih banyak aktif di dalam dirinya sendiri. Bergelut dengan kegelisah-kegelisahnnya. Ia habiskan masa SMA di SMAN 1 Surabaya. Sempat terjebak menjadi ketua OSIS yang baginya merupakan sebuah pelampiasan dari pada sebuah pencapaian. Kegelisahan masih menaungi benaknya.
Selepas SMA
Selepas SMA, berangkat dari kecamuk keluarga yang tak pernah berhenti, ia melarikan diri ke Yogyakarta. Sempat juga mengenyam bangku kuliah di universitas negeri tertua Indonesia tepatnya di Fakultas Ilmu Budaya dan sempat pula melampiaskan semua kegelisahannya dalam berbagai aktifitas yang pernah diikutinya. Di sini pula banyak momentum yang semakin mengukuhkan dan begitu mewarnai alam pikirnya.
Beberapa organisasi mahasiswa sempat diikuti baik intra maupun ekstra. Sempat pula menjabat sebagai ketua lembaga eksekutif mahasiswa tingkat fakultas. Selain itu juga pernah terlibat secara pasif di berbagai kegiatan LSM yang pada waktu itu bak cendawan di musim penghujan.
Ketertarikannya di dunia komputer yang ia pendam sejak SMA juga mendapat gayung bersambut. Sempat menjadi tentor di beberapa LPK Yogyakarta untuk materi dasar komputer seperti office dan grafis. Juga sempat menjadi teknisi komputer freelance.
Masa Kerja
Kembali pulang ke Surabaya dengan memboyong istri dengan kerja yang serabutan membuka rental komputer dan jasa perakitan. Meski akhirnya ia putuskan untuk menutupnya setelah secara tak resmi diterima menjadi salah satu karyawan di SMAN 11 Surabaya.
Pekerjaan barunya sebagai teknisi dan pada akhirnya menjadi pengajar menjadikannya harus kembali menekuni dunia perkuliahan terkait dengan bidang studi yang ia ajarkan di sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya. Tuntutan selembar kertas sebagai bukti kompetensi membuatnya sesegera mungkin menyelesaikannya. Meski, tanpa selembar kertas itu pun ia bisa bisa menunjukkan eksistensinya.
Beberapa proyek kecil yang dilakukan membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Sekolah yang terletak di pinggiran Surabaya itu kini mulai diperhitungkan. Pikirannya selalu terusik bagaimana membangun sebuah institusi pendidikan yang berangkat dari titik bawah menuju titik tertinggi yang pada muaranya menjadikan pendidikan bermartabat sebagai nilai tertinggi dalam dunia pendidikan.
Seiring berjalannya waktu atas usulan beberapa siswa diantaranya andhika, mirza eka, shefti, dan beberapa alumni akhirnya terbentuklah Komunitas Pecinta TI, yang selanjutnya disingkat PENITI. Sebagai pelopor komunitas pecinta TI tingkat sekolah di Indonesia, PENITI terus berkembang dan berkarya di bawah komando dari Bapak Gempur Abdul Ghofur.Sukses terus buat Pak Ghofur ^_^
Galeri :
0 komentar:
Posting Komentar